AniMangA Plus--Insiden runtuhnya terowongan Sasago, yang menghubungkan ibu kota (Tokyo)
ke bagian barat Jepang, disinyalir karena dampak dari gempa bumi yang
terjadi di Jepang.
Chikaosa Tanimoto, Ilmuwan atau profesor emeritus
bidang teknik terowongan di Osaka University mengatakan pada NHK, panel
beton bergantung dari pilar-pilar di terowongan.
Terowongan yang
ambruk pada Minggu (2/11), pukul 08.00 waktu setempat, disebabkan
lantaran pilar atau panel di langit-langit terowongan itu memburuk oleh
getaran mobil yang lewat di bawahnya, serta peristiwa alam terkait gempa
bumi di Jepang.
"Bisa dibayangkan bahwa bagian-bagian yang
menghubungkan panel langit-langit dan pilar, atau pilar itu sendiri,
telah memburuk. Ini terpengaruh oleh getaran dari gempa gempa bumi dan
kendaraan yang lewat," jelas Tanimoto, seperti dikutip AFP, Senin (3/12/2012).
Gempa
bumi biasa terjadi di negeri bunga Sakura tersebut. Namun, belum ada
laporan yang menyebutkan bahwa runtuhnya terowongan sepanjang 4,7
kilometer itu bersamaan dengan terjadinya gempa bumi.
Menurut
petugas dari operator jalan raya NEXCO, degradasi material adalah
kemungkinan robohnya terowongan yang berlokasi di Yamanashi Prefecture
tersebut. Demi mengantisipasi risiko runtuhnya kembali terowongan
Sasago, petugas di negara setempat menjalani inspeksi reguler selama
lima tahun, yang dimulai pada September tahun ini.
Terowongan
Sasago, yang melewati bukit-bukit dekat Gunung Fuji, merupakan salah
satu terowongan yang terpanjang di Jepang. Terowongan ini menghubungkan
Tokyo dengan pusat serta bagian barat Jepang.
Peristiwa runtuhnya langit-langit beton ini terjadi di lokasi pada jarak 2 kilometer dari pintu keluar di Yamanashi Prefecture. Huffingtonpost melaporkan,
diperkirakan 270 lempeng beton yang masing-masing berbobot 1,4 metrik
ton, tergantung dari atap yang melengkung, kemudian jatuh di hamparan
jalan, sepanjang sekitar 110 meter.
"Bagian beton dari
langit-langit ini jatuh tiba-tiba, ketika saya sedang mengemudi. Saya
melihat api yang berasal dari mobil yang hancur. Saya begitu takut dan
keluar dari mobil saya dan berjalan selama satu jam untuk keluar dari
terowongan," ujar salah seorang yang berada di lokasi kejadian.
Seorang wanita yang berada dalam mobil tersebut berhasil selamat dari
peristiwa maut tersebut menceritakan kronologis kejadiannya.
"Saya bisa
mendengar suara orang-orang minta tolong, namun kobaran api begitu
hebat," ujar wanita yang tidak disebutkan namanya itu seperti dilansir AFP, Senin (3/12/2012). Dalam insiden yang terjadi Minggu, 2 Desember kemarin ini, empat teman dan kekasih wanita itu tewas.
Seorang korban selamat lainnya mengaku harus berjalan kaki selama sejam
untuk keluar dari terowongan yang ambruk itu. "Ketika saya berkendara di
dalam terowongan itu, potongan-potongam beton tiba-tiba berjatuhan dari
atas," kata seorang pria kepada stasiun televisi NHK.
"Saya
melihat sebuah mobil yang ringsek dan terbakar," imbuhnya. "Saya takut.
Saya keluar dari mobil saya dan berjalan kaki sekitar satu jam untuk
keluar dari terowongan," tuturnya. Wanita itu berhasil meloloskan diri dari
kendaraan yang mengangkut enam orang tersebut.
Terowongan ini sepanjang 4,7 meter dan mulai dibuka pada tahun 1977.
Hasil pemeriksaan rutin terakhir dilakukan pada September 2012 lalu dan
tidak menunjukkan adanya masalah ataupun kerusakan pada struktur
bangunan.
Hingga berita ini diturunkan, sebanyak 9 jasad telah ditemukan dari lokasi runtuhnya terowongan jalan
di Tokyo, Jepang. 5 jenazah ditemukan tewas terbakar. Insiden ini tak pelak menimbulkan pertanyaan akan
keamanan terowongan-terowongan jalan di negeri itu.
Musibah ini merupakan insiden sejenis terburuk di
Jepang sejak Februari 1996 silam. Ketika itu atap terowongan jalan
Furubira di pulau Hokkaido ambruk menyusul gempa bumi yang terjadi.
Sebanyak 20 orang tewas dalam kejadian itu.
Belasan mobil pemadam
kebakaran telah dikerahkan ke lokasi. Saat ini tim penyelamat masih
berada di lokasi untuk mencari kemungkinan adanya korban-korban lainnya.
Jepang
memiliki jaringan jalan raya yang luas dengan ribuan terowongan.
Terowongan ini umumnya memiliki panjang ratusan meter. Jutaan mobil
menggunakan terowongan-terowongan tersebut setiap harinya. (okezone/detik news/aft/AniMangA Plus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar